Strategi Islam Dalam Menghadapi Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Hanya 3 menit ke Universitas Bina Nusantara! Jalan Lebar Bos!, Kebon Jeruk, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, 7 Kamar Tidur, 800 m², Rumah dijual, Oleh Efendi Tobing ., Rp 9 M, 19479661Anggota Dewan Eropa menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari sumber daya dan struktur pendukung yang serupa. Majelis Parlemen prihatin bahwa kesenjangan yang substansial seperti itu berisiko terciptanya kesenjangan sosial baru di dalam dan di antara negara-negara Eropa sekitarnya. 6. Di Eropa sudah banyak Negara yang menginvestasikan dananya untuk menyiapkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi di setiap sekolah di Europa secara pasti. Majelis mengingatkan, bagaimanapun, bahwa investasi teknologi yang dilakukan tanpa mengintegrasikan TIK secara bermakna ke dalam proses belajar mengajar tidak akan menghasilkan transformasi yang diinginkan dalam pendidikan. Pergeseran paradigma utama diperlukan untuk memfokuskan kembali pendidikan dari transmisi pengetahuan ke penciptaan pengetahuan dan dari proses pengajaran guru ke proses belajar siswa. Pergeseran paradigma ini harus disertai dengan tujuan strategis yang didefinisikan dengan baik; peningkatan otonomi sekolah dan guru; pengenalan bentuk-bentuk pembelajaran hibrid baru di mana ruang belajar seluler, digital, virtual, sosial dan fisik bergabung; dan reformasi substansial dalam penilaian siswa. 7. Dalam proses ini, kaum muda perlu dilengkapi dengan keterampilan dan kompetensi yang tepat untuk menjadi aktor yang efisien dan bertanggung jawab di dunia yang semakin digital.

25 Universitas Terbaik di Dunia - CermatiJakarta – Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek menjalin kerja sama dengan Himpunan Sarjana Teknik Listrik dan Elektronik Seksi Indonesia atau The Institute of Electrical and Electronics Engineers Indonesia Section (IEEE). Kerja sama ini berupaya untuk memajukan dan meningkatkan mutu, kompetensi, dan profesionalitas dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi di bidang sains dan teknologi di lingkungan Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, Selasa (27/7), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam menuturkan bahwa kerja sama antara Ditjen Dikti dan IEEE meliputi tiga hal yaitu memperkuat pengembangan sumber daya manusia unggul melalui program-program Kampus Merdeka, melakukan akselerasi teknologi dan membangun kebersamaan di dalam menciptakan reka cipta yang dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat serta membawa kemajuan bangsa dan negara. Kerja sama ini dinilai sangat penting sebagai salah satu upaya untuk merealisasikan cita-cita bangsa. Lebih lanjut, Nizam sampaikan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung pada inovasi dan sumber manusia unggul, dengan kunci utama yaitu produktif, kreatif dan inovatif yang menjadi tulang punggung bagi pembangunan bangsa dan negara.

Di antara sebab ketertinggalnya ini karena rendahnya mutu tenaga guru, dan di antara sebab rendahnya mutu guru dalam hal wawasan, ketertarikan, kepedulian, kepekaan, kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi. Beberapa negara, seperti Mynmar, Singapura, Vietnam, Filipina, Brunnei Darussalam, Thailand, Malaysia. Pada tahun 2003, atau 14 tahun yang lalu, Mynmar telah menetapkan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bagian dari 10 butir kebijakan pada pendidikan dasar. Sementara itu pada jenjang perguruan tinggi ada 36 program yang terfokus pada 6 kawasan, yaitu pengembangan sumber daya manusia, penggunaan teknologi, penelitian, masyarakat belajar sepanjang hayat, peningkatan mutu pendidikan dan pelestarian nilai-nilai dan identitas nasional. Demikian pula Singapura, sejak tahun 1997 telah menetapkan untuk membawa bangsanya menjadi bangsa yang berfikir dan memeliki warga negara yang siap serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kesejahteraan Singapura. Untuk itu teknologi komunikasi dan informasi, dengan penekanan pada komputer, tidak lagi pada radio dan TV, digunakan secara luas untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan belajar mandiri. Kedua, bahwa teknologi digital memiliki berbagai fungsi yang relevan untuk diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar.

Yogyakarta – Humas BRIN. Limbah nuklir menjadi pekerjaan rumah yang wajib ditemukan solusinya bagi negara-negara yang telah mengaplikasikan teknologi nuklir. Tidak terkecuali limbah nuklir yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Salah satu negara yang telah mengembangkan riset penanganan limbah nuklir adalah Korea Selatan. Negara tersebut menggunakan teknologi akselerator berbasis Thorium ADS, akselerator berbasis Thorium penggerak reaktor sub-kritis atau Accelerator Driven Subcritical System (ADS). Hal tersebut disampaikan oleh Jong Seo Chai dari Universitas Sungkyunkwan, Korea Selatan dalam Accelerator Talk yang diselenggarakan Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Selasa, (14/6). “Korea telah memulai penelitian mengenai ADS hampir 20 tahun yang lalu. Saat ini riset ADS di Korea sudah diturunkan hingga ke level universitas” ujar Chai. Menurutnya Thorium ADS memiliki kelebihan dalam meminimalisir limbah nuklir. “Limbah nuklir yang dihasilkan reaktor umumnya memerlukan waktu hingga ratusan ribu tahun, sedangkan limbah nuklir yang dihasilkan oleh Thorium ADS hanya membutuhkan waktu sekitar 500 tahun,” terang Professor yang turut andil merintis siklotron pertama di negaranya.

Kawasan Puspiptek terletak di Tangerang Puspiptek berdiri diatas lahan seluas 460 Hektar. Hingga saat ini, terdapat 50 Pusat/Balai/Balai Besar serta 5000 Sumber Daya Manusia. Puspiptek hadir untuk mendukung industri strategis di dalam negeri. Telah banyak BUMN yang bekerja sama dengan Puspiptek, diantaranya PT. Kimia Farma, PT. INTI, PT. Sejalan dengan berbagai perubahan yang terjadi, baik di tataran kebijakan nasional yang menuntut kontribusi iptek untuk pembangunan ekonomi yang lebih besar, sinergi antar kelembagaan iptek (pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia usaha), perkembangan fisik kawasan, serta perubahan strategis baik di dalam maupun di luar kawasan, menuntut reposisi PUSPIPTEK secara fundamental, khususnya menyangkut kelembagaan yang bisa mengakomodasi peran dan fungsi PUSPIPTEK ke depan. Pada Tahun 2013, program Revitalisasi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) dan Pengembangan Puspiptek sebagai National Scinece and Technology Park (NSTP) yang telah diwacanakan sejak tahun 2010, resmi dimulai. Pada dasarnya, revitalisasi Puspiptek merupakan upaya mentransformasikan Puspiptek dari pusat penelitian (research center) menjadi institusi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja berbasis iptek, baik untuk mendorong inovasi di tingkat lokal/daerah maupun di tingkat nasional. Di dalam Kawasan Puspiptek terdapat 50 Pusat/Balai/Balai Besar yang terdiri dari 3 LPNK (BATAN, BPPT dan LIPI) dan 2 Kementerian (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Puspiptek diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan produk-produk nasional. Cita-cita ini didukung dengan lengkapnya peralatan yang modern serta SDM yang berkualitas dalam bidangnya. Lebih dari 200 paten terlahir dari peneliti di Puspiptek. Selain melakukan penelitian, Pusat/Balai/Balai Besar di Puspiptek melakukan pengujian terhadap produk-produk Industri yang akan dipasarkan di Indonesia. Selain pihak Industri, Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas yang berada di kawasan Puspiptek untuk keperluan penelitian, magang ataupun tugas akhir. Hadirnya kalangan mahaiswa dalam ekosistem penelitian di Puspiptek akan memperkuat konsep Puspiptek sebagai NSTP.